Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) Kembali Menyoroti Penggunaan Syariat Islam Sebagai Slogan

- Editor

Thursday, 14 November 2024 - 06:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh,Satupenatv.com

Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) kembali menyoroti penggunaan syariat Islam sebagai slogan oleh para calon pemimpin dalam Pilkada Aceh mendatang. Kamis (14/11/2024)

SAPA menekankan bahwa syariat Islam sering kali hanya menjadi janji kosong dalam visi-misi, yang tidak diikuti oleh komitmen atau tindakan nyata ketika calon-calon ini terpilih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SAPA meminta agar para calon gubernur, bupati, dan wali kota di Aceh menunjukkan kesungguhan mereka dalam menjalankan nilai-nilai Islam secara nyata, bukan hanya demi memenangkan suara rakyat.

“Sudah terlalu sering kita melihat para calon pemimpin mengangkat syariat Islam dalam pidato mereka, tetapi setelah mereka terpilih, janji tersebut hilang begitu saja. Syariat Islam seharusnya menjadi pedoman dalam kebijakan dan tindakan mereka, bukan hanya menjadi ‘jualan’ politik yang mereka manfaatkan untuk mendulang suara,” kata Ketua SAPA, Fauzan Adami. Kamis 14 November 2024.

SAPA menegaskan bahwa masalah utama justru berada di tangan para pejabat eksekutif dan legislatif yang berperan penting dalam merusak nilai-nilai syariat Islam di Aceh. Kebiasaan buruk seperti korupsi dan nepotisme di kalangan elit politik Aceh membuat masyarakat kehilangan harapan.

“Akibat korupsi yang merajalela, kebijakan pemerintah sering kali tidak berpihak pada rakyat kecil. Hal ini berdampak pada meningkatnya pengangguran, kemiskinan, tingginya angka perceraian, dan kriminalitas, yang membuat banyak anak-anak menderita akibat kekurangan gizi dan kurangnya perhatian pada kesejahteraan masyarakat.

Semua ini terjadi karena para pemangku kepentingan seolah absen dalam menjawab kebutuhan masyarakat. ‘Para koruptor tidak hanya merugikan rakyat secara materi, tetapi juga merusak tatanan sosial yang seharusnya kita jaga,’ tegas Ketua SAPA.

Lebih jauh, SAPA menyatakan bahwa penyalahgunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota (APBK) hanya menguntungkan kelompok tertentu. Ditambah lagi, dana Otonomi Khusus (Otsus) yang seharusnya meningkatkan taraf hidup masyarakat malah sering disalurkan pada proyek-proyek kepentingan tertentu.

“Ketika dana yang seharusnya untuk rakyat digunakan demi kepentingan kelompok tertentu, ini bukan lagi sekadar korupsi. Ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat Aceh dan nilai-nilai syariat Islam,” ujar SAPA.

Dalam setiap ajang pemilihan, SAPA melihat fenomena yang berulang di mana calon-calon pejabat mengangkat syariat Islam namun kemudian menggunakan praktik-praktik yang jauh dari nilai-nilai tersebut. Mereka mengandalkan politik uang atau money politics untuk membeli dukungan.

“Money politics jelas bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Jika cara-cara kotor ini dilakukan sejak awal, bagaimana kita bisa berharap Aceh dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas?” ujar Ketua SAPA.

Fauzan juga mengungkapkan bahwa praktik politik uang sudah mulai terjadi di beberapa daerah, khususnya menjelang Pilkada 2024. Tim sukses dari beberapa calon walikota, bupati, hingga calon gubernur dilaporkan telah mengumpulkan KTP warga dengan janji pemberian uang pada hari pemilihan nanti.

Baca Juga:  Jelang Pilkada: Kapolres Pidie Jaya Ajak Panglima Laot dan Pengusaha Sinergi

Laporan ini mencuat dari beberapa wilayah, termasuk Banda Aceh, Pidie, Bireuen, dan Lhokseumawe, bahkan disebut-sebut ada yang menggabungkan kampanye calon gubernur dengan calon bupati atau wali kota.

“Ini adalah ancaman serius bagi integritas demokrasi di Aceh. Saat masyarakat dijanjikan uang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu untuk suaranya, maka demokrasi kita sedang dalam bahaya besar,” ungkap Fauzan.

SAPA menyatakan bahwa politik uang adalah bom waktu yang bisa menghancurkan Aceh. Jika politik uang ini terus berlanjut, Aceh akan dipimpin oleh orang-orang yang bermental korup, yang tidak memiliki komitmen untuk memajukan kesejahteraan rakyat.

Fauzan menegaskan, pemimpin yang dibeli dengan uang hanya akan memikirkan cara untuk mengembalikan modal, bukan bekerja demi rakyat. “Ketika seorang calon menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan, bagaimana mungkin kita berharap mereka akan benar-benar mengabdi pada rakyat? Ini masalah serius yang harus kita selesaikan bersama,” ujar Ketua SAPA.

SAPA menyadari bahwa kondisi ekonomi masyarakat yang sulit membuat mereka rentan terhadap tawaran politik uang, namun ini bukan alasan untuk mengorbankan masa depan Aceh.

“Pemimpin sejati adalah mereka yang memiliki visi, gagasan, dan integritas, bukan mereka yang membeli suara. Kita harus sadar bahwa dengan menjual suara, kita sedang menjual masa depan anak cucu kita,” ujar Ketua SAPA.

Sebagai langkah nyata, SAPA mengajak masyarakat Aceh untuk menjadi pemilih yang bijak. Fauzan mengimbau agar masyarakat tidak tergoda dengan iming-iming uang sesaat dan menjadikan suara mereka sebagai alat untuk memilih pemimpin yang benar-benar peduli pada Aceh dan syariat Islam.

“Saat kita menjual suara, kita menyerahkan masa depan kita dan hak-hak kita selama lima tahun ke depan. Satu suara bisa menjadi penentu arah Aceh, dan jika suara itu dijual, maka selama lima tahun mendatang, rakyat akan menderita akibat kebijakan yang tidak berpihak pada mereka,” jelas Ketua SAPA.

Fauzan berharap Pilkada kali ini menjadi titik balik bagi Aceh. SAPA menegaskan, Aceh seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan syariat Islam yang benar, bukan hanya digunakan sebagai alat kampanye. Para calon pemimpin harus membuktikan komitmen mereka melalui sikap dan tindakan nyata, bukan hanya sekadar janji-janji kosong.

“Kita harus bersatu melawan politik uang. Masyarakat harus bebas memilih sesuai hati nurani, bukan karena materi yang ditawarkan. Jika kita ingin Aceh maju, pemimpin kita harus serius dalam menjalankan syariat Islam dan membangun kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya,” pungkas Ketua SAPA Fauzan Adami.(**)

Berita Terkait

Polres Pidie Gelar Apel Personel Pengamanan Kampaye Terbuka Paslon Bupati dan Wakil Bupati
Ribuan Massa Hadiri Kampanye Pasangan JASA Calon Bupati Pidie
Kapolres Lhokseumawe Hadiri Pelantikan Pengurus JMSI, Dukung Peran Media dalam Pembangunan
Polres Lhokseumawe Sukses Kawal Debat Publik Kedua Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Wujud Kepedulian Babinsa Bersama Warga Gotong Royong di Desa Paya Kolak
IRT Penjual Nasi Ditangkap Satresnarkoba Polres Aceh Tenggara Terkait Peredaran Narkotika Jenis Sabu
Kepedulian Sosial: Polres Pidie Jaya Gelar Kegiatan BINROHTAL Dan Santunan Anak Yatim
Pengendara Sepmor Meninggal Dunia !! Tawon Masuk Ke Dalam Helm Pengemudi
Berita ini 116 kali dibaca

Berita Terkait

Friday, 22 November 2024 - 03:25 WIB

Wujudkan Lingkungan Sehat dan Bersih Babinsa Bersama Warga Gotong Royong Membangun MCK

Thursday, 21 November 2024 - 10:08 WIB

Awasi Insentif Dana Desa Rp,120.430.000,- Juta Perdesa Untuk 74 Desa Se Aceh Tenggara TA 2024

Thursday, 21 November 2024 - 06:31 WIB

Wujud Kepedulian Babinsa Bersama Warga Gotong Royong di Desa Paya Kolak

Thursday, 21 November 2024 - 05:37 WIB

IRT Penjual Nasi Ditangkap Satresnarkoba Polres Aceh Tenggara Terkait Peredaran Narkotika Jenis Sabu

Wednesday, 20 November 2024 - 11:27 WIB

Warga Desa Istiqomah Kecamatan Darul Hasanah Membenarkan Dana BLT Tahun 2022, 2023, Sampai 2024. Ada Pemotongan

Wednesday, 20 November 2024 - 11:21 WIB

Opsnal Satresnarkoba Polres Aceh Tenggara Tangkap Pengedar Narkoba di Desa Pedesi

Wednesday, 20 November 2024 - 07:07 WIB

Intensitas Hujan Tinggi Babinsa dan Warga Bersihkan Akses Jalan Desa Ramung Ara

Wednesday, 20 November 2024 - 06:33 WIB

Babinsa Koramil 05/Lawe Alas Bantu Ibu Petani Cabut Bibit Padi Siap Tanam Desa Rumah Kampung

Berita Terbaru