Mualem, New Iskandar Muda Untuk Aceh?

- Editor

Friday, 10 January 2025 - 02:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh,SatupenaTv.com: Sejarah mencatat bahwa pada masa lampau Aceh pernah memiliki seorang pemimpin yang cukup visioner yang bernama Iskandar Muda. Sang pemimpin yang menyandang gelar Sulthan itu berhasil membangun dan mengeluarkan Aceh dari keterpurukan.

Masa pemerintahannya menjadi salah satu periode keemasan Aceh dengan stabilitas politik, kekuatan ekonomi, dan budaya kosmopolitan yang mengagumkan. Namun, pencapaian itu tidak terjadi begitu saja. Iskandar Muda yang dikenal dan dikenang dengan keberhasilannya tersebut adalah hasil dari tempaan kerasnya keadaan yang dihadapi Aceh saat itu. Ia mewarisi Aceh dalam kondisi kritis. Ya, Aceh yang sedang menghadapi krisis politik, ekonomi, dan sosial. Tapi akhirnya setelah melalui perjuangan panjang yang bermodalkan visi yang jelas dan juga didukung oleh keteguhan tekad untuk membenahi Aceh sehingga mengantarkannya menjadi simbol kepemimpinan yang kuat dan transformatif.

Mualem, new Iskandar Muda?

Hari ini, Aceh yang juga dalam kondisi yang sedang kritis, mencoba kembali “menaruh” harapan akan kepemimpinan yang kuat tersebut pada sosok Muallem, yang merupakan pemimpin pilihan Rakyat Aceh melalui Pilkada yang baru saja berlalu.

Mualem juga seorang pemimpin Aceh yang lahir dari kesulitan dan juga perjuangan berdarah nan panjang dalam merebut “kemerdekaan” dan kesejahteraan.

Sebagai gubernur terpilih, Mualem dengan segala atribut yang melekat padanya sejatinya memiliki peluang besar untuk mengulang sejarah, yaitu menjadikan Aceh kembali berjaya dengan langkah-langkah strategis yang berakar pada semangat Iskandar Muda. Tentunya dengan disesuaikan dengan tantangan kontemporer.

Meritokrasi menjadi salah satu kunci yang membuat Sulthan Iskandar Muda bisa menjalankan pemerintahannya dengan baik. Ia memahami dengan sangat baik bahwa untuk memimpin dengan efektif, ia membutuhkan orang-orang yang loyal, tentunya dengan semangat utama meritokrasi yaitu harus kompeten dan berintegritas. Hal ini terlihat dari caranya mengganti ulee balang yang tidak patuh dan atau tidak kompeten dengan mereka yang mampu mendukung visinya.

Dalam konteks kekinian Mualem juga dapat mengambil inspirasi dari langkah ini untuk menciptakan pemerintahan yang berbasis meritokrasi. Yang dimulai dengan proses rekrutmen pejabat yang akan membantunya mewujudkan visi besarnya untuk mensejahterakan rakyat Aceh dengan berpedoman pada nilai-nilai meritokrasi yaitu yang dilakukan dengan transparan, dan iuga yang berbasis pada kapasitas dan integritas, serta secara berkala dan terus menerus melakukan evaluasi kinerja yang objektif.

Ini akan membangun pemerintahan yang bersih dan efektif. Artinya Mualem harus menjalankan pemerintahannya dengan senantiasa berpedoman pada nilai-nilai meritokrasi, bukan faktor like atau dislike semata apalagi berbasis primordialisme SARA. Tidak boleh ada kategori Pasee vs non-Pasee. Tidak boleh juga ada pejuang awai vs. pendatang baru.

*Visi besar sebagai pedoman bersama*

Hal lainnya yang menjadi kunci kesuksesan Sulthan Iskandar Muda yaitu ia memiliki visi besar yang sangat jelas untuk Aceh yang lebih baik, yang diejewantahkan dengan mewujudkan stabilitas politik, swasembada pangan, dan dominasi perdagangan lada di Asia Tenggara. Visi yang jelas ini memberikan arah yang kuat bagi pemerintahannya.

Dalam konteks Mualem, ia juga perlu menetapkan orientasi pemerintahan yang fokus pada kebutuhan rakyat, terutama dalam bidang ketahanan pangan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan petani yang merupakan salah satu potensi besar yang dimiliki Aceh perlu menjadi prioritas.

Mualem dan timnya harus berfikir keras bagaimana caranya meningkatkan SDM Petani, pembangunan infrastruktur pertanian yang memadai dan juga pemanfaatan teknologi modern yang efektif dan efesien di sektor pertanian.

Terkait upaya mewujudkan ketahanan pangan, Mualem juga harus memastikan bahwa ia bisa meminimalisir segala bentuk tindakan dan kebijakan yang kontraproduktif dengan upayanya mewujudkan mimpi besar Aceh sebagai lumbung pangan.

Ia harus memastikan perusakan hutan untuk pembukaan lahan sawit misalnya harus dihentikan karena ini akan berdampak buruk pada ketersediaan air bagi lahan pertanian pangan petani.

Baca Juga:  Inovasi Keamanan Polres Pidie Jaya: "Patroli Presisi Malam" Satsamapta untuk Keamanan Optimal

Selain itu Mualem juga harus mampu membangun sinergitas dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan bahwa lahan pertanian produktif harus bisa diproteksi semaksimal mungkin agar tidak dirusak atau diubah menjadi areal perumahan, artinya harus ada komitmen dan kesepahaman dengan pemkab dan Pemkot di seluruh Aceh untuk menertibkan dan memperketat pengeluaran IMB sehingga pembangunan tidak mengancam lahan pertanian produktif warga.

Aceh memiliki lahan yang cukup subur dan juga mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun, hingga kini, sektor pertanian Aceh masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari minimnya infrastruktur, teknologi hingga kurangnya kualitas SDM. Sebagaimana Iskandar Muda yang berhasil menjadikan Aceh swasembada pangan, sudah seyogyanya Mualem harus menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas.

Dengan mengintegrasikan teknologi modern, pendidikan petani, dan akses ke pasar ASEAN, Aceh dapat menjadi pusat agribisnis yang unggul di kawasan. Pertanian pangan didukung pertanian hutan (agroforestry) dan perikanan-kelautan harusnya bisa mensejahterakan Aceh.

Selain itu sebagaimana Sulthan Iskandar Muda yang tegas dan berwibawa, Mualem juga harus menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin yang tegas yang tidak kenal kompromi untuk setiap tindakan bawahannya yang merugikan rakyat. Ia harus melawan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga ia mampu menjadi pemimpin yang berwibawa, dengan memberikan teladan dan penunjuk jalan bagi bawahannya.

Mualem harus menyadari sepenuhnya bahwa kepemimpinan yang kuat dan berintegritas lah yang akan menumbuhkan kewibawaan dan kepercayaan rakyat dan para pemangku kepentingan, sekaligus menginspirasi bawahannya untuk bekerja lebih baik.

Artinya, wibawa kepemimpinan bukan dengan cara-cara yang intimidatif dan premanistik.

Modal stabilitas sudah di tangan, tinggal mewujudkan kesejahteraan

Dengan bermodalkan kekuatan eksekutif dan legislatif yang ada di tangannya, Mualem memiliki modal besar untuk menciptakan stabilitas politik di Aceh.

Sejarah menunjukkan bahwa stabilitas politik adalah fondasi untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Langkah tegas dan konsensus yang mengutamakan kepentingan rakyat harus menjadi prinsip utama dalam kepemimpinannya.

Yang terakhir dan juga yang paling penting Mualem harus membangun Aceh dengan Pengetahuan. Dalam konteks ini, salah satu kritik yang sering dilontarkan kepada Mualem adalah latar belakang pendidikan formalnya yang dianggap kurang mumpuni. Namun, sejarah membuktikan bahwa kepemimpinan tidak hanya bergantung pada ijazah, melainkan pada visi, integritas, dan kemampuan untuk belajar.

Mualem memiliki kesempatan emas untuk membungkam kritik tersebut dengan menjadikan pengetahuan dan inovasi sebagai dasar utama pembangunan Aceh masa depan.

Pada akhirnya saya ingin mengatakan bahwa sebagaimana halnya Sulthan Iskandar Muda yang memanfaatkan momentum untuk merevolusi Aceh, Mualem kini berada di persimpangan sejarah. Ia juga berada pada momentum yang sama, Aceh sedang berada di titik kritis dengan segudang masalah yang ada dengan dana Otsus Aceh sudah di penghujung.

Hanya dengan visi yang jelas, kebijakan yang strategis, dan kepemimpinan yang tegas, ia akan dapat membawa Aceh keluar dari krisis ekonomi dan sosial yang masih melilit dan tetap survive pasca otsus nantinya.

Inilah waktunya bagi Mualem untuk membuktikan bahwa ia adalah pemimpin yang tidak hanya lahir dari perjuangan, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan untuk Aceh yang lebih baik. Sejarah telah menunjukkan bahwa Aceh bisa bangkit justru di saat sedang sangat terjepit, dan sekaranglah saatnya untuk menulis babak baru kejayaan itu.

Akankah Mualem nantinya akan tercatat sebagai The Next Iskandar muda? Kita lihat saja nanti.

Mari kita bergandengan tangan untuk mengambil peran agar kita semua bisa berkontribusi secara positif untuk membantu Mualem mewujudkan Aceh yang lebih baik di masa depan.

Penulis: Ramadhan Al Faruq (Warga Aceh Berdomisili di Banda Aceh)

Berita Terkait

Polsek Kuta Alam Amankan Pencuri AC di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
Polres Pidie Laksanakan Patroli Dialogis Antisipasi Guantibmas
Idealisme Dalam Pusaran Kekuasaan
Kurang dari 24 Jam Setelah Kejadian: Polres Pidie Jaya Ungkap Kasus Pelaku Pembunuhan Istri
Pungutan di MIN 5 Banda Aceh Langgar Hukum dan Bebani Masyarakat Miskin, SAPA Minta Dikembalikan
Pemerintah Aceh Segera Ambil langkah Konkret dan Strategis Dalam Ekonomi Digital
Tim Opsnal Satreskrim Polres Pidie Amankan Tiga Pelaku Judi Online di Tiga Lokasi Berbeda
Polres Pidie Gelar Patroli Antisipasi Premanisme, Ciptakan Rasa Aman di Masyarakat
Berita ini 108 kali dibaca

Berita Terkait

Saturday, 31 May 2025 - 13:41 WIB

Polsek Kuta Alam Amankan Pencuri AC di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh

Saturday, 31 May 2025 - 09:39 WIB

Polres Pidie Laksanakan Patroli Dialogis Antisipasi Guantibmas

Saturday, 31 May 2025 - 02:28 WIB

PUNGLI DENGAN DALIH JUAL BUKU LKS MENYELIMUTI DUNIA PENDIDIKAN DI MAN BONDOWOSO JAWA TIMUR.

Friday, 30 May 2025 - 17:43 WIB

KH. Imam Muhdi Dikenang, KH. Abdul Ghofar Serukan Ukhuwah dan Keteladanan 

Friday, 30 May 2025 - 12:49 WIB

Pungutan di MIN 5 Banda Aceh Langgar Hukum dan Bebani Masyarakat Miskin, SAPA Minta Dikembalikan

Friday, 30 May 2025 - 08:32 WIB

Pemerintah Aceh Segera Ambil langkah Konkret dan Strategis Dalam Ekonomi Digital

Friday, 30 May 2025 - 05:35 WIB

Polsek Mojoagung Klarifikasi Laporan Perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga*

Thursday, 29 May 2025 - 19:18 WIB

Sastra dan Realitas di Palinggihan: Tengsoe Tjahjono Bicara Puisi, Imajinasi, dan AI

Berita Terbaru

Opini

Idealisme Dalam Pusaran Kekuasaan

Saturday, 31 May 2025 - 08:58 WIB