Banda Aceh – Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Aceh, Adhifatra Agussalim, C.I.P, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2025 menyampaikan pandangan kritis terhadap dinamika Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam kaitannya dengan peran media dan jurnalis sebagai mitra pembangunan. Jumat (02/05/2025).
Dalam keterangannya kepada media, Adhifatra menilai bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketimpangan kualitas pendidikan antarwilayah hingga minimnya literasi digital di kalangan pelajar, santri dan guru, yang baru saja menerbitkan Buku Sistematika Implementasi Governance, Risk and Compliance (GRC) pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Sebagai jurnalis, kami melihat langsung realitas di lapangan. Banyak Sekolah, Madrasah dan Dayah di daerah terpencil yang belum memiliki fasilitas memadai, sementara di kota besar justru berkembang pesat. Kesenjangan ini mencerminkan perlunya pemerataan yang lebih serius,” ujarnya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, indeks pembangunan pendidikan di Indonesia menunjukkan disparitas yang signifikan antarprovinsi. Misalnya, angka rata-rata lama sekolah di DK Jakarta mencapai 10,9 tahun, sementara di Aceh masih berada pada angka 9,1 tahun. Selain itu, laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud ristek) tahun yang sama menunjukkan bahwa hanya 45% sekolah di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang memiliki akses internet stabil.
Adhifatra juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan media. Menurutnya, pers memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong transformasi pendidikan melalui pemberitaan yang konstruktif dan edukatif, sebagai informasi kami (SWI-Red) sudah berada di 14 Kabupaten/Kota di seluruh Aceh dan terus bertambah pengurus kedepannya.
“Media harus menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Kami di SWI siap menjadi mitra kritis sekaligus solutif, mendukung program-program pendidikan (tarbiyah) yang berpihak pada kemajuan generasi muda Aceh,” tambahnya.
Lebih lanjut, Adhifatra yang juga yang diamanahkan sebagai Pemred MNCCTVNEWS mengajak seluruh insan pers untuk terlibat aktif dalam memantau dan melaporkan implementasi kebijakan pendidikan di daerah masing-masing. Ia juga mendorong pemerintah agar lebih transparan dan terbuka terhadap kritik dan masukan dari jurnalis, adhifatra juga kerapkali mengingatkan kepada seluruh jurnalis untuk implementasi metode 5D, Doa, Diklat, Data, Dokumentasi dan Distribusi dalam kerja di lapangan.
“Pendidikan bukan hanya urusan guru dan siswa/santri, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Pers memiliki peran strategis dalam memastikan sistem ini berjalan adil, inklusif, dan berorientasi masa depan yang berkelanjutan,” tutupnya. (**)