Aceh – satupenatv.com
Pemerhati sosial dari Aceh, Dedi Saputra, S.H., mengungkapkan keprihatinannya terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, yang menurutnya penuh dengan berbagai ketidakberesan. Dalam pernyataannya kepada media, Dedi meminta agar pihak berwenang segera mengaudit dan memeriksa kinerja panitia penyelenggara yang diduga tidak profesional dalam melaksanakan tugas mereka.
“Banyak peserta PON yang kecewa dengan penyelenggaraan ini. Mulai dari kualitas makanan yang tidak layak hingga fasilitas yang tidak memadai. Hal ini banyak dibahas di media sosial, dan kita sebagai masyarakat Aceh merasa malu atas ketidaksiapan panitia,” ujar Dedi saat ditemui di salah satu kafe Banda Aceh kupi idi Rayeuk Aceh Timur, Rabu (18/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyoroti bahwa dengan anggaran yang awalnya disebut-sebut sebesar Rp800 miliar, bahkan akhirnya mencapai Rp3,94 triliun, seharusnya penyelenggaraan PON XXI dapat berjalan dengan lebih baik dan profesional. Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya, banyak masalah yang mencoreng nama baik Aceh sebagai tuan rumah bersama Sumatera Utara.
“Dengan anggaran sebesar itu, sangat disayangkan bahwa pelaksanaan PON justru terkesan amburadul. Ini sangat memalukan bagi Aceh, dan saya yakin masyarakat Aceh lain juga merasakan hal yang sama,” tambahnya.
Dedi Saputra mendesak pihak terkait untuk segera melakukan audit mendalam terkait penggunaan anggaran dan mengusut dugaan ketidaksiapan panitia dalam mengelola acara sebesar PON XXI. Menurutnya, transparansi dan akuntabilitas harus dijunjung tinggi agar tidak terjadi penyimpangan yang merugikan negara dan masyarakat.
PON XXI Aceh-Sumut merupakan ajang olahraga terbesar di Indonesia, dan sebagai tuan rumah, Aceh diharapkan dapat menampilkan penyelenggaraan yang terbaik. Namun, dengan berbagai keluhan yang muncul, Dedi Saputra menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh perlu dilakukan demi perbaikan di masa mendatang.