Jakarta – Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd memuji langkah presiden terpilih Prabowo Subianto yang melakukan diplomasi pertahanan ke luar negeri.
“Setelah terpilih sebagai Presiden Indonesia, Prabowo Subianto tidak hanya fokus pada kebijakan domestik tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional melalui diplomasi pertahanan,” ujar Dr. Iswadi, M.Pd.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut dia, menyadari pentingnya hubungan bilateral yang kuat dalam bidang keamanan dan pertahanan, Prabowo memulai serangkaian kunjungan ke berbagai negara untuk membangun aliansi strategis dan memperkokoh kerjasama pertahanan.
Langkah pertama dalam upaya diplomasi pertahanan ini dimulai dengan kunjungan ke negara-negara tetangga di ASEAN.
“Prabowo mengunjungi Singapura, Malaysia, dan Filipina, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan keamanan regional seperti terorisme, kejahatan lintas batas, dan keamanan maritim. Dalam setiap pertemuan, ia menegaskan komitmen Indonesia untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara,” jelasnya.
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Di Singapura, Prabowo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong sepakat untuk meningkatkan latihan militer bersama dan pertukaran intelijen.
Di Malaysia, ia berhasil memperkuat kerja sama dalam patroli bersama di Selat Malaka, salah satu jalur perdagangan terpenting di dunia.
Selain ASEAN, Prabowo juga menargetkan kerjasama yang lebih erat dengan kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Cina. Dalam kunjungannya ke Washington D.C.,”Ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat dan pejabat tinggi Pentagon. Diskusi mereka berkisar pada upaya meningkatkan latihan militer bersama dan transfer teknologi pertahanan,” katanya.
Prabowo berhasil mengamankan kesepakatan untuk pengiriman alat utama sistem persenjataan (alutsista) canggih dari AS, termasuk pesawat tempur dan sistem radar mutakhir.
Sementara itu, kunjungan ke Moskow membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan teknologi militer dari Rusia, termasuk kapal selam dan sistem pertahanan udara.
Prabowo juga menyatakan ketertarikannya pada pelatihan dan pendidikan militer di akademi militer Rusia, sebuah langkah yang dianggap akan meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas militer Indonesia.
“Di Beijing, ia berusaha menyeimbangkan hubungan yang sering kali rumit dengan Cina, terutama terkait dengan klaim teritorial di Laut Cina Selatan,” sebutnya.
Meskipun demikian, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang keamanan siber dan pembangunan infrastruktur pertahanan.
Tidak hanya fokus pada negara-negara besar, Prabowo juga mengunjungi negara-negara lain yang dianggap strategis.
Di India, ia bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan membahas upaya bersama dalam menjaga keamanan maritim di Samudra Hindia.
India dan Indonesia setuju untuk meningkatkan patroli bersama dan pertukaran informasi intelijen. Di Timur Tengah, kunjungan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab membuahkan hasil dalam bentuk kesepakatan kerjasama pelatihan militer dan peningkatan investasi di industri pertahanan Indonesia.
Selain kunjungan resmi, Prabowo juga mengadakan berbagai pertemuan informal dengan pemimpin militer dan pertahanan dari berbagai negara.
Melalui dialog dan negosiasi, ia berusaha membangun jaringan yang luas dan kuat dalam komunitas pertahanan global.
Setiap langkah dan keputusan yang diambilnya selalu didasari oleh kepentingan nasional dan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan kuat dalam bidang pertahanan.
Kebijakan luar negeri Prabowo juga mencerminkan nilai-nilai Pancasila, yang menekankan perdamaian dunia dan ketertiban internasional. Ia selalu menekankan pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik.
Misalnya, dalam konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah, Prabowo menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara dan pentingnya penyelesaian damai melalui negosiasi.Di forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, ia mengajak negara-negara lain untuk berkolaborasi dalam menghadapi ancaman global seperti terorisme dan perubahan iklim, yang juga berdampak pada keamanan global.
Strategi diplomasi pertahanan yang dilakukan oleh Prabowo Subianto tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi kepentingan nasional.
Kerjasama yang dibangun dengan berbagai negara membuka peluang bagi transfer teknologi, peningkatan kapabilitas militer, dan juga peluang ekonomi melalui investasi di sektor pertahanan.
Dengan langkah-langkah ini, Prabowo berusaha memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pemain regional yang disegani, tetapi juga memiliki pengaruh signifikan dalam keamanan global.
Dr. Iswadi, M.Pd. mengatakan Kesuksesan diplomasi pertahanan ini tidak lepas dari dukungan para diplomat dan ahli pertahanan Indonesia yang selalu siap memberikan masukan dan saran strategis.
Bersama-sama, mereka bekerja untuk mencapai tujuan nasional yang lebih besar, yaitu menciptakan Indonesia yang aman, kuat, dan berdaulat di tengah dinamika global yang terus berubah.
Melalui visi dan langkah-langkahnya, Prabowo menunjukkan bahwa kepemimpinan yang visioner dan tegas dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan aman. demikian pungkas Dr. Iswadi, M.Pd.