ACEH TAMIANG – SATUPENATV.COM: Tradisi “Mak Meugang” atau “Meugang” di wilayah Aceh adalah tradisi yang tidak hanya makan daging bersama keluarga, tetapi memiliki makna relegius yang sangat mendalam di saat menjelang hari-hari besar, seperti menyambut bulan Suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Mak Meugang merupakan tradisi turun temurun yang sudah dikenal sejak masa kejayaan Kerajaan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Ia memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya.
Walaupun Mak Meugang pernah tidak lagi dilaksanakan setelah Kerajaan Aceh ditaklukan oleh Belanda pada tahun 1873. Namun, karena tradisi ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka meugang tetap dilaksanakan hingga saat ini dalam kondisi apapun.
Begitu juga terlihat Selasa (09/04/2024) di Kota Kualasimpang bagian Kedai Bawah Kabupaten Aceh Tamiang mulai pukul 05.00 WIB sudah berdatangan para pedagang daging sapi menjajakan daging untuk dijual kepada masyarakat. Mereka dengan penuh semangat melaksanakan tradisi ini karena disamping ikut melestarikan tradisi, ajang ini juga dijadikan sebagai sarana menjemput keberkahan Ramadhan sekaligus mengais rezeki persiapan penyambutan Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat awal pembukaan perdagangan, harga daging murni dibandrol pedagang seharga Rp. 140.000,- per Kg, sedangkan bagian hati dijual dengan harga Rp. 150.000,- per Kg.
Bang Al (53) adalah pedagang daging musiman yang berasal dari Kampung (Desa *Red) Sekerak Kanan Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang menyebutkan bahwa harga daging diperkirakan akan stabil hingga sore hari.
“Saya hanya membawa satu ekor lembu saja yang telah diperiksa oleh Mantri Hewan untuk dijual hari ini, harganya sekarang Rp. 140.000,- per Kg. Saya rasa harga ini akan bertahan hingga sore hari,” ungkapnya.
Sementara itu, Bang Amat (43) pedagang daging lain menyebutkan, dia memotong dua ekor sapi jantan. Sebagian dari satu ekor sapi telah laku di tempat ia memotong yaitu di Kampung Sapta Jaya, sisa satu paha depan beserta satu ekor lagi dibawa ke pasar Kualasimpang.
“Ini stock awal kita jual, jika nanti banyak yang laku dan dirasa masih perlu dipotong lagi, kami akan potong lagi, tergantung keadaan nanti,” sebut Amat dengan penuh keyakinan karena dia masih memiliki satu ekor sapi lagi akan dipotong.
Ia berharap meugang kali ini akan membawa banyak keuntungan baginya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan biaya lebaran untuk keluarganya.
(FAHKRUL RAZI)